What's up ya??
Postingan kali ini masih tentang batuan, dan kali ini saatnya untuk membahas tentang batuan metamorf. Seperti biasa kita perlu membahas dari yang paling sederhana yaitu dari pengertiannya dulu, oke langsung aja...
A. Pengertian Batuan Metamorf
Metamorf berasal dari kata Meta dan Morphy, Meta adalah lain sedangkan Morphy itu bentuk, jadi metamorphyic adalah batuan yang telah berubah susunan mineralnya.
B. Jenis Batuan Metamorf
1. Metamorfosa Thermal (metamorfik sentuh) ---> temperatur menjadi faktor utama dibandingkan tekanan.
- Pyrometamorfosa: temperatur sangat tinggi
- Pneumatolisa: gas dari magama yang baru naik mampu mengubah batuan yang disentuhnya
2. Metamorfosa Dynamo (Regional Metamorphyic) ---> tekanan menjadi faktor penentu utama, yang umumnya berarah, dan terdapat di bagian atas kerak bumi.
C. Daerah Metamorfosa Regional
1. Epi-zone: ditandai adanya serpih, phyllite, dan gneiss yang kaya mineral ALBIT.
2. Meso-zone: umumnya terdapat skiss dan gneiss dari aluminium dan silisium dan skiss-skiss mika seperti: Biotit dan Muskovit.
Mineral khas di daerah meso-zone adalah: Granit, Staurolit, dan Kyanit.
Temperatur memegang peranan penting dalam meso-zone.
3. Kata-zone: Memiliki temperatur dan tekanan sangat tinggi.
Tekanan ---> hidrostatis ---> terjadi rekristalisasi menyeluruh dengan schistositet tidak nyata.
Contoh batuan: Granit, Eklogit, dan Augen Gneiss.
Gneiss ---> Schist ---> Mineral Feldspar (Migmatit)
Migmatit = Gneiss + magma ganit
D. Tekstur Batuan Metamorf
- Kristaloblastik: Terbentuk kristal yang bagus saat rekristalisasi
- Xenoblastik: terbentuk kristal-kristal yang sangat halus
- Granoblastik: Terbentuk Kristal-kristal yang halus
- Idioblastik: terbentuk kristal-kristal besar dan matrik
E. Struktur Batuan Metamorf
- foliasi: tersusun atas lapisan-lapisan tipis mineral, dapat berupa mineral kasar atau sangat halus. Contohnya: Slate, Schist, Gneiss, Magmatit
- Non-Foliasi: tersusun oleh mineral-mineral yang tidak mempunyai arah tertentu. Contohnya: Naculose, Hronfelsik, dan Granule.
F. Ciri-ciri Batuan Metamorf
- Tekstur: kristalin, dengan bentuk sisik, batang, atau lembaran
- Struktur: Foliasi, non foliasi, masif
- Mineral karakteristik: kuarsa, feldspar, mika, amfibol, piroksin, kalsit, dolomit, turmalit, dan magnetit.
- MIneral indikator: klorit, serpentin, granat, staurolit, epidot, kyanit, talk, grafit, analusit, silimenit, glaukopan, kardierit, walastonit, tremilit, dan antrofilit.
- Umumnya mineral berat dan masif
- Tidak ada fosil, kalau pun ada sulit dikenali lagi
- Banyak dijumpai sebagai inti pegunungan lipatan, ada batuan sedimen, dan zona kontak dengan intrusi.
G. Pemanfaatan Batuan Metamorf
- Phyllite: digunakan untuk bahan bangunan, sumber unsur hara dan bahan tambang. Tapi di Indonesia keterdapatannya belum banyak dilaporkan.
- Mika Schist: digunakan untuk sumber unsur hara K. Di Indonesia banyak di jumpai pada pulau-pulau berumur geologi tua.
- Gneiss: untuk bahan bangunan. Di Indonesia jarang di jumpai.
- Amphibol: untuk bahan bangunan, sumber unsur hara K, Ca, dan Mg. Di Indonesia banyak dijumpai di Sulawesi.
- Marmer: digunakan untuk bahan bangunan. Di Indonesia banyak dijumpai di pegunungan kapur di Tulungagung, Blitar, Malang Selatan, padalarang, dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar