Minggu, 22 Mei 2016

Proses terjadinya Aurora

what's up ya??

Apa sih yang kalian pikirkan kalo dengerin orang bilang aurora??
    fenomena alam??
     pemandangan menarik dan langka??
        ambil gadget??
         saatnya untuk selfie??

Oke itu semua terserah anda jika kalian semua punya kesempatan untuk berjalan-jalan ke daerah kutub. Tapi yang jelas adalah......

 Aurora yaitu fenomena angkasa atau atmosfer dimana terdapat pancaran cahaya warna-warni yang membentuk gugusan warna yang sangat indah.

Aurora Borealis adalah aurora yang terjadi di kutub utara dan ini yang paling banyak di dokumentasikan, sementara Aurora Australis adalah aurora yang terjadi di kutub selatan.

  Jika anda berkeinginan wisata untuk menyaksikan aurora secara langsung lebih baik anda berangkat pada bulan-bulan antara agustus sampai april dan destinasi negara yang bisa dijadikan tujuan adalah:
 1. Alaska














 2. Kanada
















 3. Finlandia
















4. Norwegia

















 5. Islandia

Pertanyaanya, Kenapa aurora hanya terjadi di daerah kutub bumi saja sedang di khatulistiwa tidak terjadi fenomena tersebut???
Jawabanya adalah karena Aurora terbentuk akibat tumbukan angin surya dan partikel padat di atmosfer, sementara partikel padat atmosfer terkonsentrasi pada daerah kutub dan tidak di daerah khatulistiwa itulah kenapa aurora hanya terjadi di daerah kutub.

Jumat, 20 Mei 2016

Global Warming dan Kemarau Panjang

   What's up ya?

Oke guys, sebelumnya saya mau nanya nih *monggo*

   Pernah ga kita kepikiran kenapa global warming menyebabkan jarang hujan sehingga musim kemarau menjadi lebih lama dari siklus biasanya??
bukannya kalo panas berarti kan banyak terjadi penguapan dan itu juga berarti banyak kandungan uap air di udara, harusnya kan dengan banyaknya uap air di udara makina sering ujannya???

   Yup itu merupakan pemikiran yang sangat mendasar, dan banyak sekali ditanyakan sama teman-temanku di dunia nyata maupun dunia ghaib *dunia maya maksude*

   Untuk menjelaskan itu semua harus dimulai dulu dari proses terjadinya hujan atau siklus hidrologi. untuk anak-anak SMA pasti udah tau dong dengan siklus hidrology??
tapi kalo kurang jelas juga nih perhatikan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya:


   Sebenarnya dari gambar itu sudah bisa menjawab pertanyaan di atas tadi, tapi akan tetap saya coba jelaskan dengan bahasa yang bisa saya ungkapkan jadi kalo nanti masih kurang jelas juga bisa ditanyakan melalui comment di bawah, heheheheuu...


   Coba deh perhatikan gambarnya, setelah proses evaporasi, transpirasi maupun evapotranspirasi, air membutuhkan suhu rendah agar bisa melanjutkan proses condensasi (pembentukan awan). Nah disini masalahnya, ketika global warming suhu rendah yang dibutuhkan untuk proses kondensasi tidak ada sehingga tidak ada awan yang terbentun. Dari situlah kenapa saat global warming meski terjadi banyak penguapan tapi jarang sekali terjadi hujan.


   Oleh karena itu, ayo guys kita mulai dari kita untuk ikut menyelamatkan bumi kita #SaveOurEarth
Dan begitulah penjelasan dari saya semoga dapat mencerahkan ketidaktahuan pemirsa semua, Amiin
tapi kalo masi kurang jelas juga bisa kok ditanyakan langsung ke saya dengan cara comment di bawah sini....

Jumat, 13 Mei 2016

Batuan Metamorf (Metamorphyic Rocks)

What's up ya??

   Postingan kali ini masih tentang batuan, dan kali ini saatnya untuk membahas tentang batuan metamorf. Seperti biasa kita perlu membahas dari yang paling sederhana yaitu dari pengertiannya dulu, oke langsung aja...


A. Pengertian Batuan Metamorf
   Metamorf berasal dari kata Meta dan Morphy, Meta adalah lain sedangkan Morphy itu bentuk, jadi metamorphyic adalah batuan yang telah berubah susunan mineralnya.


B. Jenis Batuan Metamorf

    1. Metamorfosa Thermal (metamorfik sentuh) ---> temperatur menjadi faktor utama dibandingkan tekanan.
  • Pyrometamorfosa: temperatur sangat tinggi
  • Pneumatolisa: gas dari magama yang baru naik mampu mengubah batuan yang disentuhnya
     2. Metamorfosa Dynamo (Regional Metamorphyic) ---> tekanan menjadi faktor penentu utama, yang umumnya berarah, dan terdapat di bagian atas kerak bumi.


C. Daerah Metamorfosa Regional

      1. Epi-zone: ditandai adanya serpih, phyllite, dan gneiss yang kaya mineral ALBIT.

      2. Meso-zone: umumnya terdapat skiss dan gneiss dari aluminium dan silisium dan skiss-skiss mika seperti: Biotit dan Muskovit. 
Mineral khas di daerah meso-zone adalah: Granit, Staurolit, dan Kyanit.
Temperatur memegang peranan penting dalam meso-zone.

      3. Kata-zone: Memiliki temperatur dan tekanan sangat tinggi.
   Tekanan ---> hidrostatis ---> terjadi rekristalisasi menyeluruh dengan schistositet tidak nyata.
Contoh batuan: Granit, Eklogit, dan Augen Gneiss.

   Gneiss ---> Schist ---> Mineral Feldspar (Migmatit)
Migmatit = Gneiss + magma ganit


D. Tekstur Batuan Metamorf

  1. Kristaloblastik: Terbentuk kristal yang bagus saat rekristalisasi
  2. Xenoblastik: terbentuk kristal-kristal yang sangat halus
  3. Granoblastik: Terbentuk Kristal-kristal yang halus
  4. Idioblastik: terbentuk kristal-kristal besar dan matrik

E. Struktur Batuan Metamorf

  1. foliasi: tersusun atas lapisan-lapisan tipis mineral, dapat berupa mineral kasar atau sangat halus. Contohnya: Slate, Schist, Gneiss, Magmatit
  2. Non-Foliasi: tersusun oleh mineral-mineral yang tidak mempunyai arah tertentu. Contohnya: Naculose, Hronfelsik, dan Granule.

F. Ciri-ciri Batuan Metamorf

  1. Tekstur: kristalin, dengan bentuk sisik, batang, atau lembaran
  2. Struktur: Foliasi, non foliasi, masif
  3. Mineral karakteristik: kuarsa, feldspar, mika, amfibol, piroksin, kalsit, dolomit, turmalit, dan magnetit.
  4. MIneral indikator: klorit, serpentin, granat, staurolit, epidot, kyanit, talk, grafit, analusit, silimenit, glaukopan, kardierit, walastonit, tremilit, dan antrofilit.
  5. Umumnya mineral berat dan masif
  6. Tidak ada fosil, kalau pun ada sulit dikenali lagi
  7. Banyak dijumpai sebagai inti pegunungan lipatan, ada batuan sedimen, dan zona kontak dengan intrusi.

G. Pemanfaatan Batuan Metamorf

  1. Phyllite: digunakan untuk bahan bangunan, sumber unsur hara dan bahan tambang. Tapi di Indonesia keterdapatannya belum banyak dilaporkan.
  2. Mika Schist: digunakan untuk sumber unsur hara K. Di Indonesia banyak di jumpai pada pulau-pulau berumur geologi tua.
  3. Gneiss: untuk bahan bangunan. Di Indonesia jarang di jumpai.
  4. Amphibol: untuk bahan bangunan, sumber unsur hara K, Ca, dan Mg. Di Indonesia banyak dijumpai di Sulawesi.
  5. Marmer: digunakan untuk bahan bangunan. Di Indonesia banyak dijumpai di pegunungan kapur di Tulungagung, Blitar, Malang Selatan, padalarang, dll

Selasa, 10 Mei 2016

Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)

Ok guys what's up ya??

   Saya nulis ini postingan sambil dengerin lagu kimi no koe dari ai kawashima, walaupun saya gak lagi galau tapi suka aja sama lirik dan lagunya. Kalau gak percaya coba aja dengerin di kutub, eh youtube ding :P

Let's goin' in.... sebenarnya apa sih batuan sedimen itu??? *tuing tuing tuing* sumpah aku aja pusing bikin kata-katanya.

A. Pengertian Batuan Sedimen
   Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat pengendapan bahan rombakan batuan hasil denudasi-desintegrasi-reaksi kimia-ataupun hasil kegiatan organisme, yang mengalami sementasi, kompaksi, atau lithifikasi.


B. Klasifikasi Batuan Sedimen

   1. Berdasarkan cara terjadinya

a. Sedimen Mekanis
   Terbentuk sebagai hasil hancuran batuan yang lebih tua, tererosi dan terendapkan sehingga menjadi keras oleh sebab tertentu, seperti: tekanan atau pengikatan oleh asam kiesel, kapur, besi, atau yang lainnya.
contohnya:
  • Berbutir kasar -----> Conglomerat dan Breccia
  • Berbutir sedang ----> Sandstone
  • Berbutir Halus -----> Claystone
b. Sedimen Vulkanis
   Terbentuk dari produk letusan gunung berapi, berupa: abu vulkanik, pasir vulkanik, bom, dan lapilli.
  • Bom: pecahan lava yang terlempar ke atas dan jatuh berukuran besar, berbentuk relatif membulat.
  • Lapilli: kerak lava yang terlempar dan jatuh seukuran biji kacang tanah.
  • Abu vulkanik: bahan berupa glass yang berukuran sangat halus dan mengandung banyak mineral, contohnya: tuff.
c. Sedimen Khemis
   Terbentuk akibat kristalisasi larutan atau pengendapan bahan-bahan kolodial.
Contohnya: gypsum, Batugaram, SiO2 (batu api, opal, hoorsteen), dan carbonate

d. Sedimen Organis
   Terbentuk akibat pengendapan dari tumbuh-tumbuhan atau hewan, dapat berupa bahan anorganik (batugamping), maupun bahan organik (batubara dan minyak bumi).

   2. Berdasarkan Genesis 

a. Sedimen Klastis (Exogenic Sediment)
   Terbentuk akibat pengendapan kembali detritus atau pecahan-pecahan batuan asal, dapat berupa batuan beku, sedimen, atau metamorf.

b. Sedimen Non Klastis (Endogenic Sediment)
   Terbentuk bagai hasil reaksi kimia (presipitasi, segregasi, dan metamorfisma), atau akibat hasil kegiatan organisme.


C. Lingkungan Mineral Sedimen
  1. Resistat: mineral tahan lapuk (kuarsa)
  2. Hydrolisat: berbeda komposisi kimia dan mineralogi
  3. Oxidat: besi dan mangan oksida
  4. Reduzat:  sedimentasi sulfida (sulfur, siderit)
  5. Presipitat: dolomit, calsit
  6. Evaporit: CaSO4, NaCl, MgCl, KCl

Sabtu, 07 Mei 2016

Batuan Beku (Igneous Rock)

Hi what's up??
itulah dia sapaan khas dari saya, hahaha....

   oke kali ini kita akan membahas mengenai salah satu jenis batuan yaitu batuan beku atau igneous rock.
Pertanyaan mendasarnya adalah apa sih batuan itu?? bagaimana terbentuknya?? apa manfaatnya?? dimana lokasi terbentuknya?? dan apa-apa yang lainnya....


A. PENGERTIAN DAN PROSES TERJADINYA BATUAN BEKU

   Batuan itu sendiri adalah material alam yang tersusun dari agregat mineral baik yang terkonsolidasi maupun yang tidak terkonsolidasi yang merupakan penyusun utama kerak bumi serta terbentuk sebagai hasil proses alam.
Batuan beku terbentuk akibat dari kristalisasi magma, dimulai dari fase cair (melt) ---> fase padat ---> menghasilkan kristal-kristal mineral primer atau gelas.


   Waktu dan energi kristalisasi pada proses pembekuan akan mempengaruhi tekstur maupun struktur batuan beku. Jika pendinginan berlangsung secara cepat maka kristal tidak sempat terbentuk dan cairan magma akan membeku menjadi gelas. Sementara apabila energi dan waktu pembentukan kristal cukup maka akan terbentuk kristal ukuran besar.


B. TEKSTUR BATUAN BEKU

   1. Tekstur Faneritis
Yaitu batuan beku dalam (intrusif/plutonik) dimana proses pendinginannya lambat sehingga ukuran kristalnya besar.
 
   2. Tekstur Porfir
Yaitu batuan beku Gang (hypo abisik) dimana proses pendinginan agak cepat sehingga membentuk kristal halus yang bercampur kristal kasar *mungkin boleh dibilang sedang kali ya* tapi maksudnya adalah kristal mineralnya yang berukuran kasar (fenokrist) pada massa dasar (Groundmass) yang halus.
   Batuan porfir terbentuk ketika mineral tertentu mulai mengkristal dan berkembang menjadi besar sebelum mineral lainnya mengkristal.

   3. Tekstur Afanitis 
Yaitu batuan beku luar (ekstrusif/vulkanik) dimana proses pendinginannya berlangsung dalam waktu yang cepat sehingga umumnya kristal yang terbentuk halus bahkan kadang sulit dilihat dengan mata telanjang.

Ukuran kristal:
  • <1 :="" halus="" li="" mm="" nbsp="">
  • 1-5 mm  : sedang
  • >5 mm   : kasar


C. STRUKTUR BATUAN BEKU
    Struktur batuan adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan yang berbeda.

a. Struktur Holohyalin (amorf/gelas) : terbentuk di luar atau batuan beku luar
b. Struktur Porfir (fenokrist sebagai mineral utamanya): terbentuk di celah-celah atau batuan beku gang
c. Struktur Holokristalin: batuan beku yang terbentuk atas mineral dengan kristal sempurna atau seluruhnya    berupa kristalin atau batuan beku dalam

Struktur batuan beku yang sering dijumpai:
  1. Masif: jika batuan pejal tanpa retakan atau lubang gas
  2. Skoria: jika lubang gas yang terbentuk tidak saling berhubungan
  3. Vesikuler: jika terdapat lubang gas
  4. Pumice: jika lubang gas yang terbentuk saling berhubungan, biasanya dari lava yang kaya akan silikat
  5. Aliran: jika ada kenampakan aliran pada orientasi lubang gas
  6. Amigdaloidal: jika lubang gas terisi oleh mineral sekunder

Selasa, 03 Mei 2016

Matahari dan Bagian-bagiannya (Solar Structure)

what's up guys??
aku nulis postingan ini sambil nonton champion league lho....
   siapa???  
Aku lah
   yang nanya.....



 Oke langsung pada intinya saja..
guys kalian tau gak, ahh kalian gak tau sih.... matahari itu yah sebenarnya juga sebuah bintang hlo..
What???? iya bintang. yang membedakan dengan bintang-bintang lainnya adalah jaraknya yang tidak terlalu jauh dari bumi sebagai benda langit. Oleh karena itu, pancaran sinar matahari sampai ke bumi dan menjadi sumber enerrgi bagi kehidupan di Bumi. Bagian-bagian matahari secara umum dapat dikelompokan sebaagaai berikut:

  1.    Angkasa Matahari 
a. Fotosfer
adalah bagain matahari yang paling mudah kelihatan dari bumi. bagian ini mempunyai temperature sekitar 60000 C yang didominasi oleh unsur hidrogen dan helium

b. Kromosfer
adalah lapisan tipis yang akan jelas terlihat ketika terjadi gerhana matahari total, tebalnya hanya antara 2000-3000 km.

corona matahari
c. Corona
merupakan lapisan terluar dari matahari dan hanya bisa diamati ketika terjadi  gerhana matahari total karena kecerlangannya lebih rendah dibandingkan fotosfer.


      2. Permukaan Matahari dan Gejalanya
a. Granulasi
adalah daerah terang yang dikelilingi daerah gelap di permukaan matahari.

b. Sunspot
merupakan bercak gelap di permukaan matahari yang jumlahnya selalu berubah setiap rata-rata 10,5 tahun.


Sunspot

c. Rotasi Matahari
pertama diamati oleh Galileo Galilei. rotasi matahari berkaitan dengan kemunculan sunspot karena adanya rotasi diferensial yang dibarengi aktivitas magnetik matahari.

d. Flare
adalah peningkatan intensitas pancaran matahari dan ini bisa mempengaruhi jaringan komunikasi di bumi.
solar flare













e. Prominensa
atau lidah api matahari menunjukan adanya kegiatan magnetik matahari.
Prominences

f. Plage dan Faculae
plage berada di sekitar sunspot yang kadang memancarkan cahaya yang disebut falculae (obor kecil).

g. Spiculae
adalah semburan lidah api kecil di daerah perbatasan kromosfer.

    







  3. Bagian dalam Matahari

a. Inti Matahari
tempat terjadinya reaksi fusi matahari.

b. Bagian Radiaktif
tempat dimana energi matahari dihantarkan melalui radiasi.

c. Bagian Konvektif
tempat dimana energi matahari dihantarkan secara konveksidan ini sangat jelas efeknya pada granulasi matahari.




Sumber Gambar: http://www.thesuntoday.org/the-sun/
                           http://umbra.nascom.nasa.gov/index.html/
  

Sabtu, 30 April 2016

Teori Terjadinya Tata Surya

   Hi... what's up ya??
   lama juga nih gak pernah nge posting tulisan di blog hehehe...
#sorry bro sibuk

apaan sih, gak jelas banget deh.... oke langsung aja kita membahas sesuatu yang sangat serius.... #Juedaaaaaerrrr...tiba-tiba langit bergemuruh


   Sebelum manusia mempelajari barbagai macam ilmu pengetahuan, manusia terlebih dahulu memikirkan tentang tempat mereka berpijak yaitu bumi kita tercinta. oleh karena itu, saya berpendapat bahwa sangat penting bagi kita untuk mempelajari geografi. 

   Bagaimana mungkin kita bisa mencintai negeri tercinta kalau kita saja tidak tahu mana yang menjadi bagian wilayah kita, so jangan marah kalo tetangga nyerobot wilayah kita. Tapi anehnya kurikulum di negeri dongeng ini justru terkesan untuk mengkerdilkan mata pelajaran geografi di sekolah-sekolah, ironis bukan???
sekian ceramah dari saya wassalam....

#heh ini bukan ceramah pak haji, bahas materi dengan bener dong...

 Oke, Jadi marilah kita bersama-sama belajar kembali tentang geografi....

Teori terjadinya tata surya secara umum dibedakan sebagai berikut:

  1. Teori Turbulensi oleh Rene Descartes (1596-1650)
Bahwa alam semesta yang berisi eter dan materi dipenuhi dengan pusaran-pusaran. Pusaran-pusaran materi inilah yang mengakibatkan munculnya tata surya. 

Akan tetapi sekarang teori ini tidak dapat diterima lagi karena tidak bisa menjelaskan tentang adanya bidang ekliptika. 

   2. Teori Pasang Surut oleh Buffon (1707-1788)
Bahwa tata surya berasal dari terlemparnya sebagian materi matahari akibat bertumbukan dengan sebuah komet yang berlangsung sekitar 70.000 tahun yang lalu.

Namun sama dengan teori yang pertama, teori ini tidak dapat diterima lagi karena tidak bisa dijelaskan mengapa matahari bertumbukan dengan komet. Kemudian teori ini disempurnakan oleh Bickerton (1880), Chamberlain (1901), Moulton (1905)----> menjadi teori Planetesimal

   3. Teori Kabut / Nebula oleh Immanuel Kant (1724-1804)- Pierre Simon de Laplace (1749-1827)
Bahwa tata surya berasal dari dari sebuah awan gas raksasa yang mengerut sambil berputar akibat dari gaya gravitasi. Saat mengerut kecepatan rotasinya bertambah sehingga bentuknya yang berupa bola berubah menjadi piringan yang berputar. karena terus berputar ada bagian-bagian piringan yang terlempar ke luar yang kemudian memadat menjadi planet-planet dan satelit-satelitnya.

Teori ini tidak dapat diterima lagi karena jika benar seperti itu, maka seharusnya ukuran dan masa jenis planet berururtan dari yang paling besar sampai yang paling kecil, namun kenyataanya tidaklah demikian.

   4. Teori Big Bang (Ledakan Besar)  
Tata surya terbentuk 4,5 milyar tahun yang lalu. Tata surya berasal dari suatu awan gas raksasa berbentuk bolayang berdiameter sama dengan orbit pluto. Awan gas ini berputar mengitari pusat galaksi dan ketika bertemu dengan lengan-lengan spiral galaksi yang merupakan sumber unsur-unsur berat yang dilemparkan oleh ledakan supernova. Ledakan supernova menyebabkan gelombang kejut yang membuat kerapatan awan menjadi tidak merata. Bagian yang paling mampat menarik bagian awan yang lain dengan gaya garvitasinya, dan bagian yang paling mampat inilah yang menjadi protomatahari. Gaya gravitasi yang ditikmbulkan oleh pusat awan diimbangi menjadi gerak melingkar oleh bagian awan yang lain sehingga seluruh awan menjadi piringan pipih yang berputar.

   Fffiiuh okelah segitu aja dulu, kalo ada yang mau ditanyakan silahkan komentar saja di bawah sini... hehe...

Jumat, 15 April 2016

Pemanasan Global (Global Warming)

Wuih udah lumayan lama nih gak nulis lagi.. dan akhirnya sekarang kesampaian juga hehehe


   Oke bicara soal pemanasan global selalu saja dikaitkan dengan efek rumah kaca dan perubahan iklim dunia, tapi sebenernya hubungan dari ketiganya itu apa sih??
Alright, saya akan jelaskan satu per satu #MerasaSokTahu...(Lempar Sepatu)

  Yup kita mulai dari pengertiannya, pemanasan global adalahmeningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peniungkatan jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer. pemanasan global terjadi terutama akibat aktivitas manusia yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara). Aktivitas tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi komposisi alami atmosfer berupa peningkatan jumlah gas rumah kaca secara global.

   Gas rumah kaca diantaranya adalah sebagai berikut: Karbondioksida (CO2), Metana (CH4), Dinitro Oksida (N2O), Hidroflourocarbon (HFC), Perfluorocarbon (PFC), HeksaFlourida (SF6). Jenis gas rumah kaca yang menyumbang emisi gas rumah kaca terbesar adalah Karbondioksida, Metana, dan Dinitro Oksida.

   Efek rumah kaca adalah peristiwa dimana panas dari radiasi matahari yang seharusnya dipantulkan kembali ke luar terperangkap di atmosfer bumi akibat adanya gas rumah kaca. Lalu apa hubungan ketiganya????

   Antara efek rumah kaca, pemanasan global, dan perubahan iklim sebenarnya adalah hubungan sebab akibat. Efek rumah kaca adalah penyebabnya sementara pemanasan global dan perubahan iklim adalah akibatnya. Efek rumah kaca menyebabkan akumulasi panas di atmosfer bumi. Akumulasi panas yang berlebihan mengakibatkan iklim global melakukan penyesuaian salah satunya dengan peningkatan temperature bumi yang disebut pemanasan global dan berubahnya iklim regional atau perubahan iklim.

   oke sekian aja untuk kali ini kalo masi ada pertanyaan bisa comment dibawah hehehe...

Sabtu, 02 April 2016

Meteorologi dan Klimatologi

Pengertian Meteorologi dan Klimatologi

 Hai Guys, what's up???

Kali ini saya akan menshare mengenai meteorologi dan klimatologi sesuai dengan judul postingan kali ini hehehe....  


   Meteor dalam ilmu cuaca mempunyai pengertian yang sangat berbeda dengan apa yang ada pada ilmu astronomi. Meteor dalam ilmu cuaca yaitu fenomena yang nampak atau fenomena optic di atmosfer. oleh karena itu harus dibedakan antara meteor dalam pengertiannya pada ilmu cuaca dan ilmu astronomi.

   Menurut J Critchfield dalam bukunya General Climatology (1960) mendefinisikan sebagai berikut:

    Meteorology which deals with day atmospheric condition over a long period of time (Meteorologi berkaitan dengan kondisi harian atmosfer dalam waktu yang lama).
   Climatology is the science that seeks to describe and explain climate, how it differ place to place and how its related to mans activities on earth (klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang mendeskripsikan dan menjelaskan tentang iklim, perbedaan iklim antar wilayah, dan bagaimana hubungannya dengan aktivitas manusia di bumi).


jadi...... secara umum dapat di definisikan sebagai berikut:
Meteorologi adalah salah satu cabang geografi fisik yang mempelajari kejadian-kejadian atau fenomena-fenomena fisik di atmosfer.

Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari iklim di muka bumi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Selasa, 29 Maret 2016

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Erosi

Apakah kalian merindukanku???
       *Hello siapa loe??

oke lah kalau nggak ada yang merindukanku, asal masi ada yang ngerinduin materi pembahasan dari saya, heheheheu....

   Di daerah iklim tropis seperti Indonesia, agen erosi utama adalah air sedangkan angin tidak terlalu signifikan pengaruhnya bagi erosi yang terjadi di negeri kita tercinta ini. Sebelumnya saya pernah menyinggung sedikit mengenai faktor erosi, tepatnya pada postingan yang lalu dalam bahasa Inggris...

   Faktor yang mempengaruhi erosi menurut Wischmeier dapat dirumuskan dengan formula berikut:
    
    E= R*K*LS*C*P

   Dimana R adalah erosivitas hujan dari kata (Rain), K adalah erodibilitas tanah, LS adalah panjang dan kemiringan lereng (Lenght and Slope), C adalah indeks jenis tanaman (Crop), dan P adalah upaya konservasi yang diupayakan (Practice).


   Menghitung nilai R yang menurut saya paling mudah adalah menggunakan teorinya Bols yang lebih memperhitungkan indeks erosi bulanan dengan persamaan berikut:

          EI30 = 6,119(R) 1,21 (D) -0,47 (M) 0,53
Keterangan: 
                 EI30 adalah indeks erosi bulanan
                 R adalah curah hujan rata-rata bulanan dalam cm
                 D adalah jumlah hari hujan rata-rata per bulan
          M adalah curah hujan maksimum selama 24 jam dalam bulan bersangkutan dalam cm

Sementara untuk nilai K diperoleh dari formula berikut:
        100 K= 1,292[2,1 M 1.14 (10 -4 ) (12-a) + 3,25 (b-2) + 2,5 (c-3)]

dimana: M adalah persentase pasir sangat halus dan debu
              a adalah persentase bahan organik
              b adalah kode struktur tanah
              c adalah kelas permeabilitas profil tanah

Jumat, 25 Maret 2016

Macam-macam Erosi

oke guys akhirnya saya bisa beromong kosong lagi hehehe

kali ini saya akan membahas mengenai macam-macam erosi oleh air, tapi sekarang hanya akan mengacu kepada satu pendapat ahli saja yaitu Chay Asdak..

   bagi orang-orang yang terbiasa dengan dunia geografi atau sejenisnya pasti sudah tidak asing lagi dengan si hebat yang satu ini.... tapi saya tidak akan membahas tentang biogarfinya jadi mari, kiata langsung saja ke materi.... wow wow wow (bolehlah ngomong wow-nya pake gayanya sule) :P

   Menurut Chay Asdak (2010: 339-343) tipe-tipe erosi yang umum terjadi di daerah tropis adalah erosi percikan (Splash Erosion), erosi kulit (Sheet Erosion), erosi alur (Rill Erosion), erosi parit (Gully Erosion), erosi tebing sungai (Streambank erosion).
oke mari kita bahas satu per satu..........

Erosi Percikan (Splash Erosion)

   Splash Erosion adalah proses terkelupasnya partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos. tenaga kinetik air hujan sangat tergantung kepada kecepatan dan massa jatuhan air, maka semakin besar volume tetesan air hujan (Driptips) dan jarak daun dengan permukaan tanah maka tenaga kinetiknya akan semakin besar pula. Selain itu, jarak dan arah terkelupasnya partikel tanah juga sangat dipengaruhi oleh kemiringan lereng.

Erosi Kulit (Sheet Erosion)

   Sheet Erosion adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombiasi antara tenaga kinetik air hujan dan air larian (runoff surface). Sheet Erosion kalau menurut Sitanala Arsyad adalah erosi lembar, jadi antara erosi lembar dan erosi kulit itu sama saja.

Erosi Alur (Riil Erosion)
   Riil Erosion adalah pengelupasan partikel tanah yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanag oleh surface runoff yang terkonsentrasi dalam saluran-saluran air yang pada akhirnya terjadi transport sediment. Erosi tipe ini biasa terjadi pada lahan yang teknik penanamanya mengikuti arah lereng.

Erosi Parit (Gully Erosion)
   Gully Erosion adalah tingkat lanjutan dari erosi alur yang pada umumnya membentuk jajaran parit yang lebih dalam dan lebih lebar.

Erosi Tebing Sungai (Streambank Erosion)
   Streambank Erosion adalah pengikisan tanah yang terjadi di tebing-tebing sungai dan penggerusan dasar sungai oleh aliran air sungai.


Sumber Referensi:
    Chay Asdak. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Selasa, 22 Maret 2016

Estimating Soil Erosion by USLE

USLE Factors

Hoohohooo i'm coming again... what's up bro???

Actually i'm not verry well now, but it's okay to post something here...

Ok.. after last week we learned about soil erosion, now we learn to estimating soil erosion using Universal Soil Loss Equation (USLE). The question is why we use USLE?? The simple answer is USLE more simple and specific and you have to know the USLE has been successful and valuable tool to estimating Soil Erosion.

the equation is presented in the form:
          A= R x K x LS x C x P
where :
     A is the average annual soil loss in tonnes per hectare
     R is measure of rainfall erosivity
     K is soil erodibility
     LS is length and slope factor
     C is crop management factor
     P is practice of conservation

Erosivity factor is computed by E1 method viz. summation of kinetic energy of rainfall (J/m2)

The Soil Erodibility is vulnerability to erosion. there are three broad group of factor which affect erodibility. the first, physical feature of the soil (chemical and physical composition). Second, topographyc feature (Slope of land). and the last is management of land (practice of conservation).

Length and slope are dependent of the site being estimate cause every site must be measured (using metric unit metre for length and percent for slope).

Crop and practice conservation using the calculation on Agricultural Handbook 537.

Sabtu, 19 Maret 2016

Soil Erosion by Water

Process of Erosion

Oke guy's it's very very looooong time  i don't post anything. it's cause i'm busy to job hunting but in the end i don't get anything,,,, 

Hahahahaha.... VIVA Jobless

Oke, now i will post a something serious.... so, prepare ur attention, focus and pray hehehehe

Soil erosion??? what's that??? it's necessary to learned... whatever, oke now let's started

Soil erosion is two-phase removal soil particles by detachment and transport by water or wind.
and in the end their transport of soil particles would stop if the energy is no longger and it's called deposition.
but you know the erosion by water is the worst erosion...

In accord to RPC Morgan The process of water erosion are closely related to the routes taken by water in it's passage through the vegetation  cover and its movement over the ground surface. 

so, run off surface will be remove more soil in their route and its must be stoped. the important control for runoff on a soil isn infiltration but a limiting soil moisture content.


Take a breath (fyuhhh).... i think enough for this time and see ya